Minggu, 01 Desember 2013

Beauty Class Today

Hey Guys
Ini sedikit rangkuman dari beauty class hari ini.
Well, meskipun proses make up wajah bukan suatu pelajaran yang bisa kamu terapin hanya dari baca dan lihat. Bejibun teori dan penemuan tentang cara make up juga engga cukup untuk bisa menjadikan kamu expert dalam bidang satu ini. Karena make up adalah proses belajar yang membutuhkan kaki dan tangan *ups, tangan aja ding. Jadi, make up butuh Latihan! Latihan! dan Latihan!
Nah, seperti yang udah kita lalukan hari ini, ini adalah langkah awal untuk menjadi ahli, yah setidaknya bisa dandan sendiri waktu konser dan engga ngeribetin orang lain.

Oke, sebelum kita melangkah lebih jauh pada tata cara make up yang telah dijelaskan oleh Teh Euies (Susah bacanya). Kita kudu mengerti seberapa penting sih make up buat diri kita, yang notabene public figure *artis UIN men.
Oke, make up? adalah sebuah aktifitas yang bertujuan untuk memperindah penampilan (Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan *sadar diri anak Universitas dengan additional Islam di belakangnya :D LOL) Jadi, karena make up merupakan salah satu cara untuk menjadi indah dan disukai Allah maka kita kudu menerapkannya.

Tak hanya itu, make up kini menjadi sebuah kebutuhan primer bagi sebagian orang. Dulu, mungkin nasi adalah kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi, saat itu udara masih segar. Pohon masih kuat mengikat karbon dioksida yang saat itupun kendaraan masih sangat jarang ditemukan. Lha sekarang? Pohon sudah jarang, kendaraan dan polusi bertebaran. Jadi, saatnya mewajibakan diri untuk merawat wajah.

Selain itu, tuntutan peran juga perlu diperhatikan. Petani pasti bisa menanam padi, peternak pasti tahu cara memberi makan hewan ternak, pengajar pasti konsen dengan mahasiswa dan cara ajar, begitu pula dengan penyanyi yang wajib hukumnya untuk tahu cara memperindah diri. Meski saat ini kita masih berada di kalangan universitas, tapi jika kita bertujuan ke luar negeri dan menetas. Maka, seorang profesional dituntut untuk tidak merepotkan orang lain dengan urusan make up dan tetek bengeknya.

Nah, dari hasil beauty class hari ini. Beberapa point yang bisa dirangkum adalah :

Bagi seorang penyanyi di atas panggung, maka fokuslah untuk menonjolkan salah satu dari bagian wajah yang diberi make up. (Saya lupa tanya 'kenapa' sama mbaknya). Contoh, beri eye shadow yang sedikit tebal dan beberapa kebutuhan lainnya untuk mempertajam mata. Sedangkan bagian lainnya hanya pelengkap saja.

Selanjutnya, langkah pertama untuk memulai make up adalah dengan membersihkan wajah. Contoh Mb Dibti, Adit dan Mb Ay yang dimake up hari ini. Sebelum mulai, mereka membersihkan wajah terlebih dahulu menggunakan tissue basah atau bisa menggunakan air atau alat pembersih wajah lainnya.

Setelah wajah dibersihkan, tunggu hingga kering. Barulah diberi pelembap pada wajah. Cara mengoleskannya adalah dengan digerakkan ke arah bawah, mulai dari kening hingga dagu. Oleskan secara perlahan hingga merata. Tunggu hingga sedikit mengering.

Selanjutnya, berikan foundation pada wajah. Caranya adalah dengan menepuk-nepukkannya pada setiap bagian. Tidak digosok atau di oles! ingat ditepuk! Tepuk perlahan hingga terkena seluruh bagian, merata dan tidak terlihat berantakan.

Setelah itu, berikan bedak tabur pada wajah. Bedak tabur disapu secara merata, Jangan sampai ada bagian yang terlewatkan. Bedak tabur ini bertujuan untuk menutup sisa-sisa pelembap dan foundation sehingga perlu diperhatikan dengan teliti agar terkena seluruh bagian

Selanjutnya, berikan eye shadow sesuai warna. Biasanya untuk penyanyi diberikan warna yang terang. Kata Teh Euis asalkan jangan warna hijau. Entahlah saya lupa tanya 'kenapa'. Yang jelas, tadi Mb Dibti menggunakan warna cokelat muda, ungu dan terakhir cokelat tua. Pada warna pertama, gunakan sepertiga bagian dari kelopak mata, begitupun dengan warna kedua. Dan terakhir dikombinasikan dengan mengoleskan cokelat tua pada seluruh kelopak mata.

Kemudian berikan eye liner pada bagian atas dan bawah kelopak mata. Caranya adalah dengan sekali gerakan lurus dan tidak berulang-ulang. Karena gerakan yang berulang akan membuat hasil yang tidak merata. Nah, bagian mata ini dilanjutkan dengan memberi pensil alis. Berhubung tadi pensil alisnya kosong, walhasil menggunakan eye shadow berwarna cokelat emas menjadi alternatif yang tidak terlalu buruk.

Selanjutnya, kita beralih pada pipi. Pada bagian ini, orang yang dimake up atau si subjek harus tersenyum untuk melihat tulang pipinya. Lalu, sapu blash on dengan mengikuti bentuk tulang pipi. Cara penyapuannya adalah dengan ditarik perlahan ke atas, berulang-ulang hingga bentuk tulang pipi terlihat jelas ketika tersenyum.

Setelah itu, kita beralih pada bagian bibir. Beri lipstick secukupnya dengan cara menarik lipstick dari tengah ke samping kiri, selanjutnya dari tengah ke samping kanan, begitu seterusnya hingga merata.

Nah, setelah itu berikan bedak padat untuk mengunci proses make up. Karena kata Teh Euis bedak padat pokoknya juru kunci make up. Mungkin untuk menutup sisa eye shadow yang kelebihan, atau blash on yang ketebalan. Semuanya diberi bedak padat dengan cara menepuk-nepukkannya. Ingat! Tidak digosok! Jangan lakukan kesalahan saya. Akibatnya blash on-nya ilang.

Terakhir, berikan maskara secukupnya, sesuai dengan kebutuhan bulu mata.

Tadaaam. Jadilah manusia-manusia cantik yang siap menyanyi di atas panggung. Tapi ingat! cantik wajah harus dibarengi cantik hati. Karena cantik sesungguhnya bukanlah pada saat para wanita menghabiskan uang bulanan sepanjang hari di salon atau di mall-mall. Juga bukan saat para wanita sibuk dengan penampilan semata. Tapi cantik adalah saat seorang wanita dengan anggunnya bisa mengangkat harkat dan martabatnya secara intelek dan menunjukkan keluhuran budi pekertinya. 


Selamat menjadi penyanyi cantik, intelek, dan berbudi pekerti. Amin.

Senin, 05 Agustus 2013

Manfaat Bernyanyi

"manusia biasa melakukan segala sesuatu karena mendapatkan sesuatu demi, untuk, karena" walaupun prinsip ini rada ga bener, tapi menjadi hal yang manusiawi ketika seseorang bertindak untuk mendapatkan manfaat. sedikit bertolak belakang dengan konsep memberi, ketulusan, atau ikhlas. tapi jika ikhlas tidak bisa, dengan modus juga gapapa :) lebih baik melakukan daripada tidak sama sekali.. yuk berikan yang terbaik buat PSM.. apapun motif anda..

ini copast tetangga sebelah :D
Banyak sekali manfaat dalam bernyanyi di paduan suara, salah satunya untuk kesehatan. Sudah dibuktikan bahwa bernyanyi dalam paduan suara ternyata mampu meningkatkan kemampuan paru-paru dan juga menyembuhkan penyakit parkinson. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam artikel berikut ini…
Salah satu syarat untuk bernyanyi dengan baik adalah ketrampilan mengatur napas. Ketrampilan ini rupanya tidak hanya berguna untuk menghasilkan suara yang lantang sekaligus merdu, tetapi juga bisa mengatasi berbagai gangguan fungsi paru.
Prof Grenville Hancox dari The Sidney De Haan Research Centre for Arts and Health di Canterbury mengatakan efek bernyanyi dalam paduan suara benar-benar luar biasa. Beberapa pasien yang memiliki masalah dengan fungsi paru-paru bisa bernapas lebih lancar setelah mengikuti paduan suara.
Selain itu, Prof Hancox yang juga pendiri Skylark, semacam yayasan untuk penderita Parkinson juga mengakui manfaatnya bagi penyakit tersebut. Gangguan saraf yang dialami para penderita Parkinson berkurang, tampak dari kemampuannya mengontrol otot pita suara.
Penelitian resmi mengenai efek paduan suara bagi penderita masalah pernapasan memang belum banyak dilakukan. Saat ini, Prof Hancox baru merancang penelitian serupa untuk penderita Penyakit Pru Obstruktif Kronik (PPOK) yang rencananya akan berlangsung 10 bulan.
Sejumlah relawan dengan gangguan PPOK direkrut untuk penelitian itu dan akan terus dimonitor perubahan pada fungsi paru-parunya. Di awal penelitian, penderita PPOK umumnya memiliki napas pendek karena kemampuan paru-paru untuk menampung udara sangat terbatas.
Dalam kaitannya dengan pernapasan, aktivitas menyanyi sudah lama dikaitkan dengan peningkatan volume oksigen di paru-paru. Sebuah penelitian lain di Swedia pernah mengungkap, peningkatan volume oksigen saat bernyanyi dapat meningkatkan produksi hormon senang seperti oksitosin.
Peningkatan hormon oksitosin memang tidak secara langsung memperbaiki fungsi paru-paru. Namun ketika hormon ini meningkat, kadar stres berkurang dan tekanan darah menjadi lancar sehingga distribusi oksigen dari paru-paru ke organ lain menjadi lebih baik.
“Sudah banyak contoh dokter yang meresepkan olahraga sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Saya pikir, mengapa tidak meresepkan bernyanyi juga?” ungkap Prof Hancox seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (13/8/2011).
Artikel lainnya menyebutkan bahwa paduan suara dapat menyembuhkan al
Sebuah penelitian menyebutkan bergabung dalam kelompok choir dapat memberi manfaat besar. Menyanyi telah lama menjadi salah satu metode untuk mengekspresikan perasaan, juga sebagai mood-booster bagi Anda yang sedang bad mood. Rupanya khasiat menyanyi tak hanya membuat perasaan Anda lebih ceria, tapi juga tubuh lebih sehat dan terhindar dari penyakit.
Para peneliti dari Jerman menyebutkan, bergabung dalam kelompok choir dapat meningkatkan kebugaran fisik dan mental. Beberapa manfaat yang bisa Anda rasakan di antaranya meningkatkan sistem imun tubuh, mengurangi stress, menangkal depresi, hingga mencegah Alzheimer (suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik).
 Menyanyi bersama-sama juga dapat mencegah timbulnya gangguan paru-paru karena teknik pernapasan yang digunakan saat bernyanyi membuat jalur napas menjadi lancar. Seperti dilansir Daily Mail, Selasa (20/12), kekompakan yang perlu dijalin dalam kelompok paduan suara juga membuat rasa saling memiliki dan solidaritas semakin tinggi. Dalam reality show The Choir yang ditayangkan kanal BBC2, para pesertanya juga terlihat lebih bahagia dan percaya diri setelah menjalani karantina bersama choirmaster Gareth Malone.
Riset ini juga mencatat, menyanyi membawa manfaat lebih besar ketimbang hanya mendengarkan. Para anggota choir tercatat mengalami peningkatan level antibodi sebesar 46 persen hanya dengan menyanyikan lagu Requiem dari Mozart. Angka ini jauh lebih besar daripada hanya sekedar mendengarkan lagu karya komposer legendaris itu.
Jelas sekali bahwa paduan suara memiliki sangat banyak manfaat dalam kesehatan dan hal tu telah diakui oleh para ahli.
Oleh :
Florentina Tiffany

Sekilas Info

(ini berita udah lama sih :) tai, yuk nyusul mereka)

Paduan Suara Mahasiswa Indonesia Terbaik di Praha, Menang Disemua Kategori

 
Paduan Suara Mahasiswa Indonesia Terbaik di Praha
HMINEWS.COM- Mahasiswa Indonesia kembali menorehkan prestasi di ajang internasional. Kali ini, paduan suara mahasiswa (PSM) dari tiga universitas di Indonesia berhasil memborong berbagai gelar di ajang kompetisi paduan suara di Praha, Ceko, 29-31 Oktober.
Paduan suara tersebut adalah PSM Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Padjadjaran Bandung, dan Universitas Bina Nusantara Jakarta, kata Konsul Pensosbudpar KBRI Praha, Republik Ceko, Azis Nurwahyudi, dalan keterangan persnya yang diterima ANTARA, di London.
Menurut Azis Nurwahyudi, ketiga PSM itu berhasil menorehkan prestasi gemilang meraih penghargaan emas, bersaing dengan 16 kelompok paduan suara dari 10 negara, yakni Bulgaria, Kroasia, Irlandia, Siprus, Hungaria, Jerman, Norwegia, Slovenia, Swis dan Ceko sebagai tuan rumah.,
PSM Universitas Airlangga memenangkan kompetisi pada kategori lagu-lagu folklore sekaligus meraih koreografi terbaik, sementara Universitas Padjadjaran memenangkan gelar pada kelompok penyanyi wanita dan lagu-lagu sakral.
Universitas Bina Nusantara meraih juara pada kelompok campuran pria dan wanita, serta penghargaan khusus untuk dua kategori. Universitas Bina Nusantara juga meraih juara umum pada ajang itu.
Duta Besar RI di Praha Emeria Siregar, yang menyaksikan kompetisi itu, menyatakan rasa bangga dan menyampaikan penghargaan kepada seluruh peserta yang telah mengharumkan nama Indonesia di Ceko.
Menurut Dubes, ajang kompetisi seperti itu dapat menjadi satu cara untuk lebih memperkenalkan Indonesia dan memperluas hubungan antar bangsa.
Azis Nurwahyudi mengatakan, ketiga PSM juga akan ditampilkan KBRI Praha pada acara Konser Bersama tiga Universitas “Save Our Heritage”, di Museum Alat Musik, Praha, Senin.
Acara itu akan membawakan berbagai lagu daerah, lagu Indonesia Pusaka serta lagu Ceko “Ma Hvezda”.
Konser bersama yang diselenggarakan di tengah terjadinya berbagai bencana di Indonesia itu diharapkan semakin menumbuhkan rasa peduli dan cinta tanah air di kalangan generasi muda.[]ant/dni

Wisudaan sambil Agustusan dengan Nyanyian

Agustusan bareng PSM :D persembahan lagu2 terbaik buat kakak2 yang pada wisuda :) jangan lewatkan dan pasang telinga baik2 :D semua lagu bagus ada di sini. 24-25 agustus menjadi ajang "sambil menyelam minum nata de coco ama juice stroberi (sayang, kalok cumak minum air putih)"... nynayi, prosesi wisuda, makan-makan. dapet ilmu banyak.. yuk belajar..
yuk pada latian :D mulai 14 agustus sampe hari H... Fighting


Minggu, 04 Agustus 2013

Selingan :)



ini jalan panjang menuju sekarang :D ya,, dulu saat ini adalah masa depan.. tapi PSM udah meraih masa depan.. dulu kita adalah masa depan.. sekarang, yuk buat PSM nomer satu di masa depan :D karena nanti kita mau engga mau akan menjadi masa lalu

Rabu, 10 Juli 2013

Coming Soon "Gita Savana" on TVRI

Salam nadaa . .
Hari ini (11/7) PSM Gita Savana akan tampil di Pelepasan KKN Angkatan 80 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bertajuk "POSDAYA BERBASIS MASJID" di Gedung MP UIN Suka. Acara yang dibarengi dengan Dialog LPPM Universitas se-DIY ini akan disiarkan oleh TVRI dan PSM Gita Savana akan membawakan dua lagu yang diConductor-i Mbak Lulu, yaitu Hymne UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Jogja Istimewa (Arr. M Nur Arifin).
Semoga kami (PSM GS.red) bisa memberikan penampilan yang terbaik dalam acara tersebut. amin
Nantikan penayangan dan dokumentasinya yaaa :)

Selasa, 04 Juni 2013

Karena kita satu ibu

*dalam catatan ini kata-kata “Ibu Kedua” berarti PSM kita (istilahnya mbak Lulu dan Cak Roni)


Hari yang kita tunggu telah berlalu, tanggal yang setiap harinya kita lihat dan terus berharap cemas kini telah terlewati, 23 februari itu kini telah berganti. Ah betapa waktu memang tidak mau mengerti dan tidak mau berkompromi, entah apa yang membuatnya seolah memiliki dunia, dengan ketidakadilannya dalam membagi peristiwa. Empat bulan itu hanya terbayar dalam satu malam saja. Namun ternyata benar, kuantitas tidaklah sepadan dan tidak bisa disamakan dengan kualitas. Semua rasa itu benar-benar tertukar, rasa lelah yang sebelumnya ada tiba-tiba berpamitan begitu saja. Ibarat perjalanan panjang, maka titik terang itu telah kita temukan, tinggal terus melangkahkan kaki saja hingga waktu pasrah dan menyatakan bahwa kita telah menang. Karena sungguh akhir itu hanyalah kematian, maka ini barulah permulaan.



Perjalanan menuju satu malam itu ternyata tidaklah mudah. Awalnya mungkin kita berpikir bisa melakukannya hanya dengan mengurusi urusan dan bagian kita masing-masing, mengerahkan kemampuan terbaik yang kita miliki, dan berusaha memperbaiki kesalahan sendiri. Tapi ternyata tidak kawan, kamu tidak akan mampu menghadirkan tepuk tangan membahana memenuhi semesta, hanya dengan kehebatanmu seorang diri. Berusaha bernyanyi seindah mungkin atau bergoyang dan berkostum segila mungkin. Kamu tidak akan bisa maju dan melangkah jauh hanya dengan menggerakkan satu kaki saja. Tapi semua anggota badanmu harus bersinergi, “maka saat itu aku merasakan, aku hanya potongan kecil yang membutuhkan topangan, mungkin aku hanyalah senyum kecil saja, tapi aku butuh tangan yang kuat, mata yang tajam, pikiran yang benar, hati yang berani, mulut yang berfungsi tepat, jiwa yang sehat dan budi yang luhur” karena itu tidak sepaket diberikan Tuhan dalam setiap orang, melainkan ada dalam potongan-potongan manusia yang berjejer deg-degan hendak memasuki panggung saat itu. Dan puzzle yang berserakan itulah yang harus kita rangkai menjadi utuh.
Masih ingatkah saat-saat menegangkan ketika kita menunggu kostum yang belum datang? Berdiri, duduk, berjalan kayak setrika, dan tingkah aneh lainnya. Berharap cemas dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Menunggu seseorang yang akan membawa bingkisan besar berisi kostum laki-laki. Namun, saat itu aku menyimpulkan bahwa waktu benar-benar tak berperasaan, ia berjalan semakin cepat tanpa peduli berapa hati yang akan ia bunuh dengan kekecewaan jika ia terus berjalan, karena yang dinanti tak kunjung tiba. “kostum, kostum, kostum”.
Tapi tidakkah kamu melihat sisi lain dari hal itu ? di sudut ruangan yang seharusnya dipenuhi dengan rasa bangga itu, terlihat beberapa wanita cantik dengan gaun berwarna tosca telah menangis memudarkan bedak tebal dan eye liner miliknya. Bukankah seharusnya mereka tenang dan bergembira merayakan malam penuh warna yang dirayakan milikinya. Tapi mengapa mereka memilih tersedu di sudut ruangan, menanti dan berharap keajaiban kepada Tuhan ? bukankah mereka sudah siap untuk tampil memberikan yang terbaik ? bukankah dalam diri mereka sudah tidak kurang suatu apapun, gaun yang cantik, polesan bedak menawan, vokalisi dan latihan? Apalagi yang mereka risaukan? Dan sungguh inilah yang tak bisa dilogikakan, hanya  karena memang mereka tidak mungkin bisa bergerak maju sendirian. Ketika susah, cemas, resah, sedih, air mata milikku, milikkmu dan miliknya menjadi milik kita. Maka itulah yang tidak pernah kita dapatkan di manapun juga. Sungguh bukan pujian atau tepuk tangan itu orientasinya, tapi ada rasa yang benar-benar tak terbahasakan. Sebuah rasa yang kita nikmati bersama, rasa yang entah apa namanya. Yang jelas yang kutahu, rasa itu membuatmu tersenyum bahagia, maka akupun melakukan hal yang sama. Hingga kusadari di ruang transit penyanyi itu telah berubah menjadi savana meneduhkan jiwa. Bayangkan saja ketika hatimu telah benar-benar ikhlas melakukan dan memberikan terbaik bagi ibu keduamu, maka penjaga alam mana yang tak akan luluh hatinya. Aku merasakan kita berada dalam frekuensi yang sama, aku dapat merasakan senyuman yang kau paksakan karena rasa takut, takut salah, takut lupa, namun bercampur bahagia dan berbagai rasa lainnya. Sungguh aku merasa menjadi sangat mengenalmu, aku ingin membantu memikul bebanmu, karena aku tak ingin ada satupun hati yang mematikan sinarnya di malam itu. Lalu tiba-tiba saja sekelebat pertanyaan muncul mengusik pikiranku. Sampai kapan rasa ini ? apakah setelah konser ini berahir, ia masih tetap ada ? apakah tangan-tangan itu masih terulur ketika yang lainnya terjatuh ? apakah rasa ketidakmampuan dalam kesendirian itu masih ada jika yang lainnya pergi ? apakah aku, kamu, dan dia masih menjadi kita. Atau apakah setelah ini berahir, perlahan kamu melepas genggaman tanganmu ?  berpamitan dan tak lagi pulang ke tempat yang dulu kau sebut rumah dan ibu keduamu ? apa yang akan kau lakukan setelah ini ? ah bayangan bayangan itu membuatku terpaksa menitikkan air mata di dalam hati.



Lima bulan tidaklah sama dengan lima tahun kawan. Lihatlah berapa lama mereka telah  bertahan, berapa lama mereka tidak menghiraukan dirinya sendiri, ketika banyak tuntutan pribadi yang harus diabaikan ketika Ibu keduanya memanggil mereka untuk mengorbankan waktu, tenaga, diri dan sebagian hidupnya. Mungkin konser ini memang berahir, tapi cintamu pada ibu keduamu mungkinkah usai ? layaknya ibu dia memberi tanpa meminta. Memberikan tempat belajar bagi anak-anaknya, menjaga anaknya dalam satu koridor yang telah ia jamin tak keluar dari ajaran-Nya, menuntun langkahnya di masa depan, menjadikannya kebanggaan. Sedangkan sang anak hanya bisa merasakan kasih itu mengalir, membasahi jiwanya sepanjang masa. Namun, ia bebas memilih untuk tinggal merawat ibunya atau pergi meninggalkannya. Sang ibu tidak pernah menjanjikan apa-apa, tidak puisi atau permata, tidak pula intan atau berlian berkilauan. Hanya kehidupan, persaudaraan, cinta dan ilmu yang bertebaran. Ia tak mengikatmu dengan dengan janji yang mungkin tak mampu ia penuhi, ia tak merengek memintamu untuk tetap tinggal menemaninya. Tapi sesekali hanya akan terdengar sesegukannya ketika melihatmu pergi tanpa menjadi apa-apa. Karena ia akan merasa gagal, gagal dalam menjaga dan mengajarkan anak-anaknya arti hidup.



Akankah kita berlalu dan memutuskan untuk mengambil jalur hidup yang bertolak dan menjauh darinya ? menjadikannya tempat kosong yang hanya bisa dikenang ? menjadikannya sejarah yang tak berarti apa-apa. Atau menjadikannya bahan tertawaan karena tak sempat menorehkan prestasi berjuta warna dalam kehidupan ?. Walaupun dunia memiliki akhir, tapi aku yakin mozaik ini bukan ending yang tepat untuk sebuah cerita. Karena kita barulah memulai, dan perjalanan itu masih sangatlah panjang. Waktu akan berjalan, maka seperti dinamisnya dunia semua akan berganti. Kalau bukan kita siapa lagi ?...


Sriwiyanti (angkatan XIV)